Rabu, 30 Maret 2016

Kerupuk Sang Kakek

Kerupuk Sang Kakek

Sore itu di pinggir jalan Ciputat aku mampir untuk membeli buah-buahan. Ketika aku memilih buah seorang kakek menghampiriku "ayo dek dipilih buah-buahan nya ini manis-manis loh"
Aku pun tersenyum menanggapi kakek itu dan masih fokus membeli buah-buahan
Setelah selesai menimbang dan membayarnya kakek tersebut masih menunggu disampingku dan melempar senyumnya padaku
"mau beli kerupuk mba, harganya lima ribu tiga bungkus"
"iya deh kek, boleh" jawabku
"jadi kakek ini bukan penjual buah, ternyata ia berjualan kerupuk persis di belakang truk penjual buah-buahan, ah kakek mulia sekali hatimu. Kau membantu melariskan dagangan orang lain sebelum menawarkan kerupuk  itu padaku" bisikku dalam hati

sebenarnya aku tak terlalu menyukai kerupuk, tapi aku berpikir sekali-kali bolehlah membantu sang kakek melariskan dagangannya.

"ini kerupuknya mba" sambil memberikan tiga bungkus plastik besar

"Loh kek ini banyak banget, kan cuma tiga bungkus kek" kataku keheranan

"ngga mba, lima ribu ini dapet tiga bungkus ini ambil mba"

"MasyaAllah banyak banget, tapi kenapa kerupuknya masih banyak ya" batinku.
Aku melihat kerupuk- kerupuk yang dibungkusnya masih banyak menggantung di sepeda tuanya. Sepertinya sang kakek memang membawa barang dagangannya menggunakan sepeda.

Ya Allah begitu banyak orang-orang tua yang menahan dirinya untuk tidak meminta, meskipun dengan keterbatasan fisiknya yang mulai rapuh. Aku jadi teringat pesan seseorang "belilah meski tak butuh, setidaknya mereka menahan diri untuk tidak meminta.

Ah, akupun menyesal sekarang, kenapa tak ku beli semua kerupuk sang kakek itu. Seandainya aku tak membeli buah lebih dulu, mungkin aku akan memborong kerupuk sang kakek, sayangnya barang bawaan di motorku terlalu banyak. Aku hanya bisa membeli kerupuk sedikit saja

Ketika sampai di rumah Ayah pun bertanya
"berapa harga kerupuk ini dif?"
"lima ribu tiga bi"
"satunya lima ribu? " tanya ayah keheranan seakan tak percaya
" bukan bi, lima ribu dapet tiga bungkus "
" MasyaAllah murah banget, lima ribu tiga bungkus?  Sebanyak ini?
"iya"

MasyaAllah, hatiku sekali lagi bergetar, sang kakek mungkin hanya mengambil sedikit keuntungan dari kerupuk yang dijualnya. Rasanya hatiku ingin menangis. Ya Allah semoga rezekimu diberkahi

#DFRstory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar